Thursday, June 23, 2016

Pameran di Bali tuna conference

Pada tahun 2016 tepatnya pada tanggal 19 – 20 Mei kembali Bali di tunjuk sebagai tuan rumah konferensi tuna. Pertemuan ini menjadi pertemuan yang kedua setelah yang pertama pada tahun 2014. Tujuan dari kegiatan ini adalah:     (i) untuk membangun sebuah platform untuk mempertemukan para pemangku kepentingan dalam komunitas tuna untuk memperkenalkan “Rencana Aksi Tuna Nasional” yang akan menjadi dokumen pedoman pengelolaan tuna yang berkelanjutan; dan (ii) mempromosikan upaya yang telah ditempuh Indonesia dalam mempertahankan sumber daya tuna secara global.
Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia bekerjasama dengan International Pole & Line Foundationakan menyelenggarakan the 2ndBali Tuna Conference yang dilanjutkan dengan pertemuan 5th International Coastal Tuna Business Forum. Gabungan dari kedua forum ini dalam sebuah satu kegiatan di tahun 2016, diyakini akan membawa pemerintah, kalangan industri perikanan, dan ilmuwan beketja bersama-sama untuk memastikan pengelolaan perikanan tuna yang berkelanjutan, ditunjau dari aspek ekologis, sosial dan pembangunan ekonomi masyarakat.
Pada kesempatan pameran ini BBPI Semarang mengirimkankan 4 pegawai untuk ikut serta didalam pameran dengan membuka Stand BBPI Semarang.Tujuan dan Sasaran dari keikut sertaan berpartisipasi diPameran “Bali Tuna Conference” danInternational Coastal Tuna Forum Bisnis 2016oleh BBPI adalah tersosialisasinya informasi mengenai perikanan tangkap dan hasil kegiatan BBPI melalui berbagai media publikasi. Pada Kegiatan pameran ini BBPI menampilkan 4 materi utama, yaitu Jaket Tuna, Kapal laganbar, TEC (Thermal Electric Cooler) dan Palka Berinsulasi untuk Tuna Loin. Serta didukung dengan materi berupa buku hasil rekayasa BBPI, film dokumenter sarana penangkapan ikan, poster, liflet.
Tema BBPI di Pameran tersebut adalah Penangkapan Tuna yang ramah Lingkungan dan Bertanggung jawab. Tema tersebut sangat sesuai dengan acara Bali tuna conference.



Sebagai salah satu negara produsen tuna terbesar di dunia , Indonesia menghasilkan lebih dari 16 % dari hasil tangkapan tuna ke pasar global. Hasil tangkapan tuna juga telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap produksi perikanan nasional Indonesia secara keseluruhan, dengan total produksi rata-rata mencapai lebih dari 1 juta ton per tahun. Menyadari tanggung jawab yang melingkupi hasil tangkapan tersebut, Indonesia berkomitmen untuk mendukung untuk pengelolaan perikanan tuna yang berkelanjutan secara global. Indonesia merupakan anggota penuh dari 3 (tiga)Organisasi Pengelolaan Perikanan Regional/Regional Fisheries Management Organisation ( RFMOs ), yaitu Indian Ocean Tuna Commission (IOTC), Western and Central Pacific Fisheries Commission (WCPFC) dan Commmission for the Conservation of Southern Bluefin Tuna (CCSBT) . Sebagai bagiandari kewajiban Indonesia, Pemerintah telah menetapkan dokumen panduan untuk membantu para pemangku kepentingan perikanan tuna Indonesia memenuhi persyaratan dan mematuhi langkah-langkah resolusi, konservasi dan pengelolaan RFMO. Para pemangku kepentingan perikanan tuna Indonesia memainkan peran yang sangat penting dalam menjaga pemanfaatan perikanan tuna yang berkelanjutan pada tingkat regional.

No comments:

Post a Comment