Tuesday, June 28, 2016

MAKALAH PELAPISAN FIN STABILIZER



PELAPISAN  FIN STABILIZER/SAYAP PENYEIMBANG
PADA KAPAL BLUE FIN O1
DENGAN  FIBRE GLASS

Hisyam Murtado *),   Beny Salafudin *) , Teguh Eka wijaya **)

*) Teknisi Litkayasa Pelaksana
** ) Calon Teknisi Litkayasa



ABSTRAK
Sayap penyeimbang/Fin stabilizer merupakan Bangunan Tambahan pada kapal perikanan yang biasa digunakan oleh nelayan . Perawatan Sayap penyeimbang/Fin stabilizer ini dilakukan disaat kapal berada diatas galangan atau DOCKING.Docking Termasuk dalam agenda perawatan tahunan.Kebanyakan Kapal perikanan banyak menggunakan bahan dari kayu.Dan untuk menjaga kondisi kayu dari pelapukan maka di peerlukan pelapisan dengan dengan menggunakan fiber glass.
Kata kunci : Sayap penyeimbang/Fin stabilizer, Kapal, Perawatan



I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

(Kondisi perikanan tangkap) skala kecil (nelayan) yang menggunakan kapal/perahu tradisional yang umumnya mengunakan dari bahan kayu. Agar kapal kayu mempunyai umur pakai yang lebih lama dan tetap dalam keadaan laik laut maka kapal kayu perlu dilakukan pemeliharan yang teratur.
Pemeliharaan  kapal ikan dari bahan kayu merupakan salah satu permasalahan, Kendala perawatan ataupun perbaikan kerusakan  disebabkan pelapukan atau pembusukan dan retak retak sering mengalami kerusakan lambung kapal terutama papan kulit yang berada dibawah permukaan air laut, sihingga diperlukan teknologi untuk melakukan perawatan dan perbaikan yang tepat guna. .
           Salah satu perawatan dan perbaikan kapal/perahu perikanan adalah dengan mengunakan serat plastic (fiber glass). Sebagai bahan utama konstruksi kapal maupun digunakan sebagai bahan pelapis atau pelindung kayu.Bahan serat plastik  sebagai bahan pelapis kayu mempunyai kelebihan dibandingkan dengan bahan kayu yang tidak dilapis.
Dimana kelebihan kayu yang terlapis dengan serat plastik (fibre glass) antara lain :       
 1). Kayu akan lebih awet.
2). Proses pelapukan dan pembusukan kayu akan berkurang    
 3). Sifat pemuaian  dan penyusutan kayu akan berkurang.
Pelapisan lambung kapal dengan serat plastik mempunyai tujuan agar papan kulit tidak langsung terkena pengaruh dari luar, dimana lambung kapal yang berada dibawah garis air terkena pengaruh air laut sedangkan   yang berada diatas garis air terkena pengaruh udara dan sinar matahari, sehingga akan mencegah kerusakan lapisan kulit kayu.

           Dalam rangka membantu kegiatan nelayan tradisional untuk melakukan perawatan dan perbaikan kapal dengan menggunakan serat plastik (fibre glass) sebagai bahan pelapis lambung kapal maka diperlukan pengetahuan dan ketrampilan yang tepat guna sehingga diharapkan dapat memperpanjang umur pemakaian kapal kayu serta menekan biaya eksplotasi dan  meningkatkan penghasilan  nelayan.



B. Tujuan

-       Memberikan pengetahuan dan ketrampilan mengenai cara dan teknis pelapisan lambung kapal yang baik dengan menggunakan  serat plastik ( fiber glass)





II.  BAHAN DAN PERALATAN
A. Bahan Utama Fibre Glass
a.    serat met
b.    Resin
c.    Aselator
d.    Catalist
e.    Roving
f.     Dempul

B.  Peralatan Kerja
a.    Kwas
b.    Gayung air
c.    Ember sedang
d.    Majun
e.    Gelas ukur (dipergunakan untuk mengukur kebutuhan Catalist
f.     Timbangan dapur (untuk mengukur kebutuhan resin setiap 0,75 kg)
g.    Aseton (dipergunakan untuk melarutkan resin atau merendam kwas cat yang telah dipergunakan )
h.    Gerenda amplas,digunakan untuk membersihkan media yang akan dilapisi Fiber glass
C.SARANA APUNG
  • Kapal  fiber = 10 GT.
  • Ukr = 10 X 2.8. X 1.45 M
  • Mesin Marine Engine Yuchai 32 PK
  • Engine YC2115C : 2 silinder
·        Sistem Konsumsi : Direct injection
·        Sistem Pendinginan : semi tertutup Packing set




III.  TEKNIS PELAPISAN

A. Pelapisan  Lambung Kapal.

       Pelapisan lambung kapal kayu dengan serat plastik (fibre glass) dimaksudkan sebagai bahan pemisah atau pelindung lambung kapal terhadap air laut (binatang tumbuhan laut) atau udara (kelembaban udara) sehingga dapat mengurangi atau menghambat proses pelapukan kayu.
     
Adapun bahan kumpulan fibre glass yang dipergunakan untuk pelapisan lambung kapal terdiri dari :
1.    Resin : merupakan cairan yang berfungsi sebagai bahan perekat (persenyawaan )     dan pelarut lembaran serat met (serat plastic)
2.    Aselator : merupakan cairan yang dicampur dengan cairan resin sebagai bahan Pengeras.
3.    Catalist : merupakan cairan yang dicampur dengan larutan resin dan aselator sebagai katalisator bahan pembeku.
4.    Serat met : merupakan lembaran serat plastic yang akan larut atau bersenyawa dengan larutan resin. Ukuran lembaran met 455 berarti berat met : 455 gram/m2.
5.   Roving ( WR )

Contoh Perbandingan antara bahan resin,aselator dan katalist sebagai berikut :
              Komposisi bahan 
              Resin .                              :  1,0 kg
              Aselator                            :  0,005 kg
              Catalist                             :  5 cc.

Sedangkan untuk melarutkan lembaran met (ketebalan bahan) yang berukuran 455 seluas 1,0 m2 membutuhkan larutan resin sebanyak 0.75 kg.


Catatan yang perlu diperhatikan :

Dalam menggunakan komponen fibre glass ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :

1.       Apabila komponen resin yang diperoleh dari suplaier atau distributor sudah dicampur dengan komponen acelator sehingga menjadi larutan resin + acelator maka untuk membuat larutan pelumur hanya tingal memberi komponen catalyst             saja.
2.       Larutan antara resin dan acelator yang sudah dicampur dengan katalist harus cepat dipergunakan, karena dalam waktu 20-30 menit akan membeku karena itu jangan menyampur larutan resin dan catalis apabila pekerjaan belum dipersiapkan

B. Tahapan Pelapisan

    Apabila lambung kapal (papan kulit) sudah dianggap kering, penyusutan              kayu kecil dan papan kulit bersih maka pekerjaan pelapisan lambung kapal dapat dilaksanakan.dengan beberapa tahapan  kegiatan pekerjaan yang harus dilakukan  sebagai berikut :

1.    Persiapan pekerjaan.
a.   Potong lembaran serat met (serat met biasanya berupa rol atau gulungan), menjadi lembaran lembaran dengan ukuran 0,5-1,00 m2
b.      Buat campuran resin dan acelator sesuai kebutuhan
c.     Untuk pelumuran serat met seluas : 1,00 m2 diperlukan campuran (resin + acelator) dan catalyst dengan komposisi 0,75 kg resin 5 cc catalyst.
d.      Membersihkan Media yang akan di lapisi Fiber



2.    Pelaksanaan Pelapisan Fibre glass.
a.        Pelumuran papan kulit seluas 1,0 m2 dengan larutan resin ( campuran resin aselator dan catalyst) : 0,250 kg.
b.        Pelapisan pertama pelumuran lembaran serat met seluas : 1,0 m2 dengan larutan resin : 0,75 kg.
c.        Pelapisan kedua pelumuran lembaran serat met seluas 1,0 m2 dengan       larutan resin 0,65 kg. Demikian pekerjaan pelapisan pertama dan kedua       pada posisi 1, posisi 2 dan seterusnya sehingga lambung kapal terlapisi      dengan serat met.
d.        Diusahakan pekerjaan antara pelapisan pertama dengan kedua selalu tumpang tindih ( lihat gambar pelapisan fibre glass)
e.        Setelah pekerjaan pelapisan serat met pada lambung kapal sudah selesai, rata dan kering maka dilakukan pekerjaan pengecatanpada lambung kapal yang berada diatas permukaan air laut (diatas sarat garis air) dengan nenggunakan cat warna.
f.         Lambung kapal dibawah sarat garis air dilakukan pengecatan dengan cat anti fouling 24 jam sebelum kapal diluncurkan.

Catatan yang perlu diperhatikan :
Dalam pelaksanaan pelapisan fibre glass, kegiatan yang harus diperhatikan , antara lain :

·               Setiap pelapisan serat met sebaiknya menggunakan serat met seluas 1,0 m2  Dengan larutan resin : 0,75 kg dengan tujuan untuk menghindari pembekuan resin yang terlalu cepat dan untuk agar pekerjaan pelumuran serat met dapat menghasilkan pekerjaan yang baik dan rata.

·               Apabila pekerjaan serat met berhasil dengan baik dan rata maka serat met akan larut (bersenyawa) dalam larutan sesin yang terlihat seperti kaca atau bening.

·               Waktu pengerjaan pelumuran serat met dengan larutan resin diusahakan agar jangan sampai terdapat gelembung udara dalam lapisan serat.






IV. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN                                                                             PELAPISAN LAMBUNG KAPAL

A. KEUNTUNGAN
     1. Dengan adanya lapisan pelindung atau pemisah antara papan kulit kapal dengan
         media air laut maka papan kulit akan mengurangi pelapukan atau pembusukan.
     2. Dengan tidak seringnya penggantian papan kulit kapal akan menjamin kekuatan
         konstruksi gading sehingga menyebabkan umur pakai dari kapal kayu lebih lama.
     3. Binatang atau tumbuhan laut tidak begitu banyak menempel lambung kapal karena lapisan serat plastic mempunyai sedikit pori pori kecil.
     4. Penggantian papan kulit dapat dilakukan 3-5 tahun sekali dan pelapisan serat plastic
         dapat menjamin kekedapan lambung kapal.
     5. Pengedokan kapal dapat dilakukan 1-2 tahun sekali untuk pemeriksaan poros baling
         baling dan membersihkan lambung kapal dari binatang atau tumbuhan laut.
     6. Biaya pengedokan lebih ekonomis dalam jangka waktu yang agak lama, sehingga
         akan memperkecil biaya pemeliharaan kapal selama umur pakai kapal.

B. KERUGIAN
     1. Bahan serat plastic agak susah diperoleh didaerah yang jauh dari kota besar dan
         harganya agak mahal
     2. Pengerjaan pelapisan plastic memerlukan ketrampilan tersendiri, terutma dalam
         pencampuran bahan pelarut serat plastic.
     3. Biaya pengedokan dan pelapisan lambung kapal terasa lebih mahal dibandingkan dengan biaya pengedokan kapal dan penggantian papan kulit.



DAFTAR PUSTAKA


-         General purpose polyester Laminating Resin Singapore Highpolymer Chemical Products PTE, Ltd, Singapore

-       Citrodijoyo,Sudarsono, Tehnik galangan kapal dan dok1 Bagian proyek pengadaan buku Kejuruan Tehnik Direktorat pendidikan Menengah kejuruan , Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ,Jakarta Pusat : NV SabdodadiJanuari 1983.

Monday, June 27, 2016

DIKLAT APRESIASI KEHUMASAN


( Bandung, 28/05/2016) Hubungan masyarakat ( HUMAS ) merupakan fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik antara organisasi dengan organisasi lainnya maupun organisasi dengan public. Salah satu tanggung jawab humas pemerintah yaitu memberikan informasi, motivasi, menjalankan komunikasi yang efektif serta membuat citra yang positif bagi organisasi pemerintah atau instansi.
Begitu pentingnya peranan Humas maka Direktorat jendral perikanan tangkap melalui bagian hokum, Organisasi dan Humas mengundang seluruh UPT Perikanan Tangkap termasuk BBPI Semarang untuk mengikuti kegiatan apresiasi kehumasan yang di laksanakan di Hotel Tjokro, Chiampelas 211- 217, Bandung. Kegiatan berlangsung selama 3 hari dari tanggal 25 s/d 27 Mei 2016. Peserta yang dari BBPI Semarang diwakili oleh Zahruddin dan heni. Adapun tema yang diusung pada apresiasi ini adalah Strategi humas pemerintah dalam mendukung keberlanjutan usaha perikanan tangkap di era digital.
Tema ini sesuai dengan kondisi yang ada di masyarakat dimana masyarakat tengah menghadapi persoalan yang mendasar seperti kebijaka kebijakan kementrian kelautan dan perikanan  yang mengakibatkan banyak nelayan yang belum mengerti dan mengetahui tentang persoalan seperti Berbagai pelarangan alat tangkap dan pelarangan penangkapan berbagai komoditas perikanan yang dilindungi. Disinilah peranan humas akan diperlukan. Maka dari itu sumber daya manusia kehumasan harus semakin bertambah wawasan dan pengetahuan agar dapat tampil maksimal dan semakin propesional.
Materi yang disampaikan dalam kegiatan apresiasi kehumasan ini diantaranya ;
-          Aspek pengembangan wawasan.Modul pembelajaran Program dan kebijakan DJPT dalam pengelolaan informasi public di era digital.
-          Aspek pengetahuan tentang kehumasan. Modul pembelajaran Teknik Strategi humas pemerintah dalam menghadapi informasi di era digital
-          Aspek teknologi. Modul pembelajaran optimalisasi media digital dalam penyebaran informasi dan teknik menulis di media sosial ( Sosmed )
-          Aspek Fotografi. Modul pembelajaran teknik menghadirkan foto berkualitas.
Sedangkan metode yang digunakan dalam pelatihan adalah pemaparan makalah, presentasi dan diskusi. Dan sebagai Nara sumber berasal dari lembaga pers yaitu Dr. Soetomo.  Diharapkan agar kegiatan ini yang dilakukan oleh Humas BBPI semarang  bisa di tularkan kepada rekan – rekan agar citra BBPI Semarang menghadapi era digitalisasi bisa beradaptasi dengan teknologi, Dan Untuk Humas BBPI Semarang bisa menjadi ujung tombak dalam penyampaian informasi baik inovasi ataupun kegiatan yang ada di BBPI Semarang.

Sunday, June 26, 2016

Perikanan Tanjung Jabung Barat



Kabupaten Tanjung Jabung Barat memiliki Luas wilayah 5.009,82 Km2 atau sekitar ± 9,38 % dari total luas Provinsi Jambi yang mencapai 53.435,72 Km2. Sejak diberlakukannya Perda Nomor 8 Tahun 2008 tentang pembentukan Kecamatan Tebing Tinggi, Kecamatan Batang Asam, KecamatanRenah Mendaluh, Kecamatan Muara Papalik, Kecamatan Seberang Kota, Kecamatan Bram Itam, Kecamatan Kuala Betara dan Kecamatan Senyerang, maka  jumlah kecamatan menjadi 13 kecamatan dengan 70 desa/kelurahan.
Perairan pantai provinsi Jambi  khususnya perairan kabupaten Tanjung Jabung Baratmerupakan perairan yang berkontour dasar perairan relatif landai sehingga menjadi perairan yang cocok untuk aktifitas nelayan skala kecil. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya jenis alat tangkap yang bersifat statis dan pasif dioperasikan di perairan ini, disamping jenis alat tangkap lainnya yang walaupun bersifat aktif tapi skala usaha tiap unit alat tangkapnya relatif masih kecil.

Selain ikan Bawal putih, Udang mantis merupakan salah satu produk unggulan bidang Perikanan Tangkap di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Dengan Produksi udang Getak/Udang mantis yang mencapai 1170,9Ton pada tahun 2013 menandakan bahwa udang mantis cukup melimpah ketersediaannya di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Dengan harga Rp. 20.000/ekor untuk ukuran 25 cm mengakibatkan Nelayan sangat tertarik untuk mengembangkan alat tangkap udang mantis.
Ada dua Jenis alat tangkap yang ada Penangkapan udang mantis di Tanjung Jabung Baratyaitu Trawl dan Gillnet, dengan menggunakan Gillnet Getak telah banyak dilakukan oleh nelayan dengan hasil yang sangat bervariasi baik jenis maupun ukuran. Untuk alat tangkap Trawl ukuran udang mantis yang tertangkap masih relatif kecil, Namun apabila menggunakan Jaring Getak dengan ukuran Mesh Size 4-5 Inch berbahan PA Monofillament, Udang mantis yang tertangkap lebih besar.