Tuesday, October 13, 2015

Uji Celah/Lubang Pelolosan terhadap rajungan pada alat tangkap bubu lipat rajungan bentuk kubah.


Pada tanggal 25 Agustus s/d 29 Agustus 2015, Tim BBPI Semarang melakukan Uji Celah/Lubang Pelolosan terhadap rajungan pada alat tangkap bubu lipat rajungan bentuk kubah. Uji celah pelolosan ini bertujuan memperoleh ukuran standar celah pelolosan pada bubu rajungan yang tujuannya untuk melepaskan rajungan-rajungan kecil yang tertangkap oleh bubu lipat rajungan demi kelestarian SDI, selain itu juga guna mendukung PerMenKP No.01 Th.2015 tentang penangkapan rajungan.
Menteri Kelautan dan Perikanan telah menetapkan PerMen tentang rajungan, tentunya memiliki alasan yang kuat, salah satunya yaitu : Rajungan merupakan komoditi ekspor Indonesia yang memiliki nilai jual dan gizi cukup tinggi.
Pengujian dilaksanakan diperairan Jepara dengan metode pengamatan tingkah laku rajungan di dalam bubu rajungan yang diberi celah pelolosan dengan berbagai ukuran panjang dan lebarnya. Dilaksanakan di Jepara sebab di perairan Jepara visibiliti perairannya cukup tinggi, sehingga memungkinkan untuk pengamatan tingkah laku rajungan. Seharusnya kegiatan ini lebih mudah jika menggunakan metode plumb tank atau aquarium, namun karena kesulitan tim dalam mendapatkan lokasi penangkaran rajungan yang mudah di jangkau, sehingga dengan modifikasi alat sedemikian rupa kegiatan ini dapat dilaksanakan dan berjalan lancar.
Hasil yang didapatkan dari pengujian ini kedepannya sebagai bahan acuan dan pertimbangan dalam penyusunan RSNI mengenai Celah Pelolosan Bubu Rajungan.
Dikutip dari berbagai sumber : bahwa terdapat beberapa jenis rajungan yang tersebar di Indonesia, antara lain: (a) Rajungan angin (Podophthalmus vigil), (b) Rajungan karang (Charybdis cruciata), (c) Rajungan/ kepiting bulan terang (Portunus pelagicus), (d) Rajungan hijau/ kepiting batu (Thalamita crenata dan Thalamita danae),  (e) Rajungan batik (Charybdis natator), dan (g) Rajungan bintang (Portunus sanguinolentus).
Rata-rata per 100 gram daging rajungan mengandung karbohidrat sebesar 14,1 gram, kalsium 210 mg, fosfor 1,1 mg, zat besi 200 SI, dan vitamin A dan B1 sebesar 0,05 mg/ 100 g. Keunggulan nilai gizi rajungan adalah kandungan proteinnya yang cukup besar, yaitu sekitar 16-17 g/ 100 g daging rajungan. Angka tersebut membuktikan bahwa rajungan dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein yang cukup baik dan sangat potensial.
Untuk nilai proksimat rajungan dapat dilihat di bawah:
Nilai Proksimat Rajungan
Jenis Komoditi
Protein (%)
Lemak (%)
Air (%)
Abu (%)
Rajungan jantan
16,85
0,10
78,78
2,04
Rajungan betina
16,17
0,35
81,27
1,82
(BBPMHP, 1995)

No comments:

Post a Comment